Sabtu, 14 Oktober 2017

Jumpa

Aku lusuh melambai tangan menuju ufuk 
Harus mengudara sampai menua 
Sudah lama terasa hangat ingatan perbincangan 
Masih manis secangkir teh tersedu hangat 
Obrolan singkat membincang kepergian 
Bercakap saling berbalas guyonan tak lupa rayuan 
Hirup secangkir teh memberhentikan perbincangan 
Suasana hening seperdetik yang diam 
Tatapan berbalas seakan ada paksa yang ketakutan 
Mulai ada rasa salah harus pergi 
Seketika ada air yang terdesak dari mata yang teduh 
Seakan hujan datang disaat terik yang hangat 
Ambil tisu untuk menutup air yang sakit 
Sudah 
Serasa kata itu mucul segampang untuk jumpa 
Namun setelah itu lebih baik berbalas tatapan 
Jangan paksa suasana ini terus menjadi haru 
Lebih baik merangkul kedua tangan 
Dengan tatap yang meyakinkan 
"jumpa" 


SHFY

janji antara senja dan fajar

JANJI ANTARA SENJA DAN FAJAR 

Ada ikatan yang saling mengikat 
Tertanam hingga senja dan fajar 
Seperti itulah ucapan janji kita pada bumi  
Kita mencintai kedua poros yang saling menyatu 
Kalau ada perselisihan haruskah kita meninggalkan fajar 
Kalau ada kesalahan haruskah kita meninggalkan senja 
Sedosakah kita mengikari perikatan yang tertulis lisan di atas bumi 
Andai salah satu dari kita berdosa 
Mungkin kita adalah dua orang yang salah yang mengikatkan diri 
Andai salah satu dari kita pergi tanpa pamit 
Mungkin salah satu dari kita sudah tak melihat fajar dan senja
Walau raga tak berwujud lagi
walau jiwa tak tergenggam dalam dekap lagi 
jangan haru dan marah pada janji 
Semua tak pernah berakhir 
sampai tuhan menenggelamkan fajar dan senja  


Shafy..

Kamis, 12 Oktober 2017

Naturalia

Naturallia

Satu kata yang melintas tepat selepas hujan mereda
Setelah akhir dari pemberhentian tempat kamu menepi 
Naturallia 
Memandang kamu membunuh jenuh 
Tenang semua itu sebuah pujian selepas hujan mereda 
Naturallia
Tertawa dengan kamu membius bosan 
Tenang semua itu sebuah pujian selepas hujan mereda 
Naturallia
Bercakap dengan kamu mengusik sepi 
Tenang semua itu sebuah pujian selepas  hujan mereda 
Naturallia 
Terakhir membaca raut dan wajah hati kamu 
Berat.
Lain waktu aku akan kembali

                                                         

Sabtu, 07 Oktober 2017

Transisi 

 Jujur saja kalau semua beraroma dan terlihat busuk, tanyakan mereka yang sibuk memindahkan raga  dan jiwa yang terlihat pucat dan ketakutan. 
 Seperti halnya berani dalam mempertontokan senyum didepan kaca berlian dinding kraton,lalu sembunyi ditebing megah merapi meninggalkan serpihan kaca pecah yang terbohongi. 
 Sebuah nista lahir meninggalkan jutaan mata yang terhibur pertunjukkan siklus tahunan . semua terlihat baik sampai jahat mulai memangil "temani aku disini , kau akan menikmatinya". 
 Tenang kami masih melihat itu tergolong perbuatan baik.karena itu manusiawi. 
bagi bagi kejahatan itu lumrah seperti membagikan bakpia keju yang manis penuh lumeran keju yang renyah tapi rapuh..
Hawa hawa transisi itu sejuk seperti semilir angin malam yang menusuk tulang yang membius mereka yang sedang membaca buku tentang pengkhianatan 
Perlahan jiwa jiwa ketakutan mulai tertawa ada teman yang menemani pergelaran theater paling menarik untuk mereka yang butuh.
Sampai di akhir perbincangan ada gelak tawa dan tepuk tangan riuh menyambut mereka yang menebar senyum , menghumbar janji. 
Kata terakhir untuk mereka yang rindu bahagia. selamatkan pada mereka ucapan palsu. 
 Ajak mereka meminum secangkir kopi biar memahami manis dan pahit.

Kamis, 05 Oktober 2017

Pembacaan Puisi (12)

Setelah pagi menyambut dengan terbit fajar 
Aku bergegas untuk pergi pertama kali 
Hari ini sabtu hari yang bersahabat untuk dinikmati 
Tepat suasana sekolah yang membuat bahagia yang majemuk 
Aku menginggat puisi pendek bernada sumbang 
Yang tak pernah tercium aroma manis yang menghasilkan romantis.
Senandung kata sangat pasif dan basi membuat mata tak terhibur dan hati tak tersentuh
Tepat siang itu rasa salah yang paling aku takutkan dan gugup
Dari belakang aku memandang dan ingin menyapa 
Namun lebih baik diam sambil memandang dalam tenang..
" Selamat puisi kamu bagus" kata najwa sambil menoleh kebelakang 
" Bagus ? kataku sambil terkejut"
" iya, puisi kamu tidak romantis.."
" bukanya itu tidak bagus ?.. jawabku"
" Tidak puisi kamu menenangkan seperti hujan yang turun kemarin"
" Seperti itu ?"
"iya kata kata dalam puisi kamu sunyi dan tidak berisik"
" bisa seperti itu?"
" bisa karena hanya aku yang membacanya"
" lalu puisi aku kamu simpan?"
" tidake5, puisi kamu hanya sementara jadi tidak akan kusimpan "
" lebih baik kamu simpan kalau kamu menyukainya " kata aku 
" tidak aku tidak akan menyimpanya sekalipun kamu memintanya"
"kenapa ?"
" semuanya sementara ada yang lebih bagus dari sementar yaitu selamanya" 
 

Selasa, 03 Oktober 2017

Satu Gelas Matcha  Hai sedikit sapaan dibawah rindangnya sore ini  Mengaduk matcha kesukaanmu dengan sedikit gula Baru saja pelay...